Jumat, 21 November 2014

LAPORAN KEGIATAN PERKULIAHAN
DI MUSEUM WASAKA ( WAJA SAMPAI KAPUTING )
BANJARMASIN

 
 













OLEH : MUHAMMAD AZHAR 1301311356


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berisikan sekilas tentang informasi Museum WASAKA (Waja Sampai Kaputing), dan di harapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Museum WASAKA.
Saya sampaikan terima kasih terhadap Dosen Pengasuh dengan mata kuliah Islam Dan Budaya Lokal yang telah membimbing saya dalam perkuliahan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.


Banjarmasin, 4 November 2014

Penulis


PENDAHULUAN

Museum merupakan sarana pengembangan dalam budaya dan peradaban manusia. Di samping itu, museum merupakan wahana yang memiliki peran strategis terhadap penguatan identitas masyarakat. Museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai media edukasi untuk memberikan gambaran tentang perkembangan alam dan budaya.
Museum Wasaka yang terdapat di Kota Banjarmasin ini berwujud rumah adat Banjar Bubungan Tinggi yang pada awalnya adalah sebuah tempat hunian, kemudian dialih  fungsikan jadi museum sebagai upaya konservasi bangunan tradisional. Museum ini terletak di tepian sungai, berdampingan dengan Jembatan Banua Anyar.
Saat Di Resmikan Oleh Ir. H. Muhammad Said, gubernur Kalimantan Selatan periode 1984-1995 pada Tanggal 10 November 1991, Museum WASAKA hanya memiliki sekitar 77 buah, kini setelah hampir dua puluh tiga tahun berlalu, benda-benda bersejarah yang di simpan di Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan tersebut jumlahnya sudah lebih dari dua ratusan.
Adapun tujuan perkuliahan di Museum WASAKA sebagai berikut :
1.      Menambah wawasan tentang museum  WASAKA.
2.      Menambah pengalaman dengan adanya perkuliahan diluar kelas / lokal.
3.      Perkuliahan mata kuliah Islam Dan Budaya Lokal.

PELAKSANAAN KEGIATAN
a.         Peserta dan Pembimbing
Peserta dalam perkuliahan ini adalah mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dengan jumlah sebanyak 15 orang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini.
Adapun Pembimbing hanya satu adalah Dosen Pengasuh mata kuliah Islam Dan Budaya Lokal.
b.        Waktu Keberangkatan
Dilaksanakan pada,
Hari                        :    Senin
Tanggal                  :    27 Oktober 2014
Jam                         :    07.00 Wita
c.         Agenda Perkuliahan
Perkuliahan Di Museum WASAKA
Hari                        :    Senin
Tanggal                  :    27 Oktober 2014
Jam                         :    08.30 Wita-Selesai
Tempat                   :    Museum WASAKA Banjarmasin
d.        Perjalanan
Setelah di informasikan oleh Dosen Pengasuh  beberapa hari sebelumnya, bahwa perkuliahan akan di laksanakan di museum wasaka. Saya dan seluruh mahasiswa kelas 3B pada hari Senin Tanggal  27 Oktober 2014, kami semua berangkat sekitar jam 07.00 pagi dari rumah / kost masing-masing  menuju Museum WASAKA yang terletak di samping Jembatan Benua Anyar Banjarmasin. Saya dan mahasiswa yang lain menggunakan alat transportasi kendaraan roda dua yang berjumlah kurang lebih 11 buah.
Pada jam 09.30 kami semua sudah berkumpul di halaman Museum WASAKA bersama Dosen Pengasuh. Dan kami menemui salah satu penjaga museum, kata penjaga tersebut bahwa sanya untuk hari senin museum wasaka tidak buka. Karna kami sebelumnya tidak tahu hari senin museum wasaka tutup. Setelah berbicara antara dosen pengasuh dengan pihak penjaga kami pun di izinkan masuk oleh pihak museum wasaka untuk melakukan perkuliahan di dalam museum.

Sebelum memasuki ruangan dalam museum, kami semua di berikan arahan oleh dosen, setelah itu kami semua melakukan pengambilan semple seperti foto, data, informasi, dll.
Hampir 2 jam kami berada di dalam museum tersebut, banyak data dan informasi yang telah kami dapat, sebelum keluar dari museum, kami di perlihatkan sedikit tentang profil museum wasaka melalui Layar Tv oleh pihak museum wasaka.
Pada jam 10 Wita, kami semua bersiap-siap pulang, namun sebelum pulang kami semua di berikan pengarahan oleh dosen dan untuk mengisi daftar hadir mahasiswa.

MUSIUM WASAKA ( WAJA SAMPAI KAPUTING )

Museum WASAKA adalah sebuah Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan. Wasaka singkatan dari Waja Sampai Kaputing yang merupakan motto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.
Di Resmikan Oleh Ir. H. Muhammad Said, gubernur Kalimantan Selatan periode 1984-1995 pada Tanggal 10 November 1991, Museum WASAKA hanya memiliki sekitar 77 buah, kini setelah hampir dua puluh tiga tahun berlalu, benda-benda bersejarah yang di simpan di Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan tersebut jumlahnya sudah lebih dari dua ratusan.
Museum bertempat pada rumah Banjar Bubungan Tinggi yang telah dialih fungsikan dari hunian menjadi museum sebagai upaya konservasi bangunan tradisional. Museum Wasaka merupakan salah satu bukti  sejarah perjuangan rakyat Kalimantan Selatan sendiri Terletak di Gang H. Andir, Kampung Kenanga Ulu, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.
Di museum yang diresmikan pada 10 November 1991 ini, terdapat kurang lebih 400 benda bersejarah periode Perang Kemerdekaan. Museum ini memang khusus menyimpan koleksi benda-benda selama masa perjuangan rakyat Kalimantan Selatan melawan penjajah.
Sebetulnya banyak koleksi lain yang merupakan peninggalan Perang Banjar, Perintis Kemerdekaan, Perang Kemerdekaan, Pengisian Kemerdekaan, hingga periode Orde Baru. Namun, karena keterbatasan tempat, terpaksa yang ditampilkan hanya koleksi benda-benda di periode Perang Kemerdekaan. Beberapa benda yang bisa dilihat di museum ini antara lain berbagai jenis senjata yang digunakan pejuang Banjar di masa revolusi fisik tahun 1945-1949, seperti tombak, mandau, senapan, dan mortir.

Hal lainnya, kita bisa melihat sebuah meja beserta empat buah kursi yang konon dulu digunakan sebagai tempat pejuang Kalsel untuk bermusyawarah. Di sekitar kursi tersebut, tepatnya di dinding di sekeliling kursi, terdapat deretan foto mulai gubernur yang paling pertama hingga yang menjabat sekarang.
Di museum yang dibangun dengan arsitektur khas Banjar ini juga terdapat daftar organisasi yang pernah berjuang menentang pemerintahan penjajah seperti Lasykar Hasbullah yang bermarkas di Martapura, Barisan Pemuda Republik Indonesia Kalimantan yang bermarkas di Banjarmasin, dan lainnya.
Kemudian ada peta Kalimantan Selatan yang dilengkapi dengan beberapa foto masyarakat adat di daerah masing-masing, struktur organisasi perjuangan gerilya Kalsel menuju Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI, serta benda-benda bersejarah lain seperti mesin tik kuno, kamera, cermin, dan sebagainya.
Tak ketinggalan sebuah sepeda kuno yang katanya sewaktu zaman penjajahan dulu, digunakan untuk mengirimkan surat dengan memasukkan lembaran surat tersebut ke dalam badan sepeda agar tidak ketahuan kolonial Belanda.
Semoga peninggalan bersejarah yang akan selalu mengingatkan kita akan perjuangan rakyat Banjar di masa dahulu dan menambah semangat kita untuk tetap mempertahankan budaya, adat dan kekayaan daerah.
PENUTUP
Dari penulisan laporan ini, dapat di simpulkan bahwa museum wasaka ( waja sampai kaputing ) museum yang di resmikan oleh Ir. H. Muhammad Said, gubernur Kalimantan Selatan periode 1984 – 1995 pada tanggal 10 November 1991. Sebuah museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan. Wasaka singkatan dari Waja Sampai Kaputing yang merupakan motto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.
Berkunjung ke Museum Wasaka selain memperoleh pengetahuan seputar sejarah perjuangan lokal, kita juga bisa bersantai. Meskipun tempatnya kecil, tapi pemandangan di sekitarnya cukup indah.
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai museum wasaka ( waja sampai kaputing) yang menjadi bahasan dalam laporan ini. Masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam laporan ini karna terbatasnya pengetahuan yang sehubungan dengan judul laporan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar