LAPORAN KEGIATAN PERKULIAHAN
DI MUSEUM WASAKA ( WAJA SAMPAI KAPUTING )
BANJARMASIN
OLEH : MUHAMMAD AZHAR 1301311356
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
laporan ini. Laporan ini berisikan sekilas tentang informasi Museum WASAKA
(Waja Sampai Kaputing), dan di harapkan laporan ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang Museum WASAKA.
Saya sampaikan terima kasih terhadap Dosen Pengasuh dengan mata
kuliah Islam Dan Budaya Lokal yang telah membimbing saya dalam perkuliahan.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.
Banjarmasin, 4 November 2014
Penulis
PENDAHULUAN
Museum merupakan sarana pengembangan dalam budaya dan peradaban
manusia. Di samping itu, museum merupakan wahana yang memiliki peran strategis terhadap
penguatan identitas masyarakat. Museum sebagai bagian dari pranata sosial dan
sebagai media edukasi untuk memberikan gambaran tentang perkembangan alam dan
budaya.
Museum
Wasaka yang terdapat di Kota Banjarmasin ini berwujud rumah adat Banjar Bubungan
Tinggi yang pada awalnya adalah sebuah tempat hunian, kemudian dialih fungsikan jadi museum sebagai upaya
konservasi bangunan tradisional. Museum ini terletak di tepian sungai,
berdampingan dengan Jembatan Banua Anyar.
Saat Di Resmikan Oleh Ir. H. Muhammad Said, gubernur Kalimantan
Selatan periode 1984-1995 pada Tanggal 10 November 1991, Museum WASAKA hanya
memiliki sekitar 77 buah, kini setelah hampir dua puluh tiga tahun berlalu,
benda-benda bersejarah yang di simpan di Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan
Selatan tersebut jumlahnya sudah lebih dari dua ratusan.
Adapun tujuan perkuliahan di Museum WASAKA sebagai berikut :
1.
Menambah
wawasan tentang museum WASAKA.
2.
Menambah
pengalaman dengan adanya perkuliahan diluar kelas / lokal.
3.
Perkuliahan
mata kuliah Islam Dan Budaya Lokal.
PELAKSANAAN
KEGIATAN
a.
Peserta
dan Pembimbing
Peserta
dalam perkuliahan ini adalah mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam dengan jumlah sebanyak 15 orang mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan ini.
Adapun
Pembimbing hanya satu adalah Dosen Pengasuh mata kuliah Islam Dan Budaya Lokal.
b.
Waktu
Keberangkatan
Dilaksanakan
pada,
Hari : Senin
Tanggal : 27
Oktober 2014
Jam : 07.00 Wita
c.
Agenda
Perkuliahan
Perkuliahan
Di Museum WASAKA
Hari : Senin
Tanggal : 27
Oktober 2014
Jam : 08.30 Wita-Selesai
Tempat : Museum WASAKA Banjarmasin
d.
Perjalanan
Setelah
di informasikan oleh Dosen Pengasuh beberapa
hari sebelumnya, bahwa perkuliahan akan di laksanakan di museum wasaka. Saya
dan seluruh mahasiswa kelas 3B pada hari Senin Tanggal 27 Oktober 2014, kami semua berangkat sekitar
jam 07.00 pagi dari rumah / kost masing-masing
menuju Museum WASAKA yang terletak di samping Jembatan Benua Anyar Banjarmasin.
Saya dan mahasiswa yang lain menggunakan alat transportasi kendaraan roda dua
yang berjumlah kurang lebih 11 buah.
Pada
jam 09.30 kami semua sudah berkumpul di halaman Museum WASAKA bersama Dosen
Pengasuh. Dan kami menemui salah satu penjaga museum, kata penjaga tersebut
bahwa sanya untuk hari senin museum wasaka tidak buka. Karna kami sebelumnya
tidak tahu hari senin museum wasaka tutup. Setelah berbicara antara dosen
pengasuh dengan pihak penjaga kami pun di izinkan masuk oleh pihak museum
wasaka untuk melakukan perkuliahan di dalam museum.
Sebelum
memasuki ruangan dalam museum, kami semua di berikan arahan oleh dosen, setelah
itu kami semua melakukan pengambilan semple seperti foto, data, informasi, dll.
Hampir
2 jam kami berada di dalam museum tersebut, banyak data dan informasi yang
telah kami dapat, sebelum keluar dari museum, kami di perlihatkan sedikit
tentang profil museum wasaka melalui Layar Tv oleh pihak museum wasaka.
Pada
jam 10 Wita, kami semua bersiap-siap pulang, namun sebelum pulang kami semua di
berikan pengarahan oleh dosen dan untuk mengisi daftar hadir mahasiswa.
MUSIUM WASAKA ( WAJA SAMPAI KAPUTING
)
Museum
WASAKA adalah sebuah Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan. Wasaka singkatan dari Waja Sampai Kaputing yang merupakan motto perjuangan
rakyat Kalimantan Selatan.
Di Resmikan Oleh Ir. H. Muhammad Said, gubernur Kalimantan Selatan
periode 1984-1995 pada Tanggal 10 November 1991, Museum WASAKA hanya memiliki
sekitar 77 buah, kini setelah hampir dua puluh tiga tahun berlalu, benda-benda
bersejarah yang di simpan di Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan
tersebut jumlahnya sudah lebih dari dua ratusan.
Museum
bertempat pada rumah Banjar Bubungan Tinggi yang telah dialih fungsikan
dari hunian menjadi museum sebagai upaya konservasi bangunan tradisional. Museum Wasaka merupakan salah
satu bukti sejarah perjuangan rakyat Kalimantan Selatan sendiri Terletak
di Gang H. Andir, Kampung Kenanga Ulu, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.
Di
museum yang diresmikan pada 10 November 1991 ini, terdapat kurang lebih 400
benda bersejarah periode Perang Kemerdekaan. Museum ini memang khusus menyimpan
koleksi benda-benda selama masa perjuangan rakyat Kalimantan Selatan melawan
penjajah.
Sebetulnya
banyak koleksi lain yang merupakan peninggalan Perang Banjar, Perintis
Kemerdekaan, Perang Kemerdekaan, Pengisian Kemerdekaan, hingga periode Orde
Baru. Namun, karena keterbatasan tempat, terpaksa yang ditampilkan hanya
koleksi benda-benda di periode Perang Kemerdekaan. Beberapa benda yang bisa
dilihat di museum ini antara lain berbagai jenis senjata yang digunakan pejuang
Banjar di masa revolusi fisik tahun 1945-1949, seperti tombak, mandau, senapan,
dan mortir.
Hal
lainnya, kita bisa melihat sebuah meja beserta empat buah kursi yang konon dulu
digunakan sebagai tempat pejuang Kalsel untuk bermusyawarah. Di sekitar kursi
tersebut, tepatnya di dinding di sekeliling kursi, terdapat deretan foto mulai
gubernur yang paling pertama hingga yang menjabat sekarang.
Di
museum yang dibangun dengan arsitektur khas Banjar ini juga terdapat daftar
organisasi yang pernah berjuang menentang pemerintahan penjajah seperti Lasykar
Hasbullah yang bermarkas di Martapura, Barisan Pemuda Republik Indonesia
Kalimantan yang bermarkas di Banjarmasin, dan lainnya.
Kemudian
ada peta Kalimantan Selatan yang dilengkapi dengan beberapa foto masyarakat
adat di daerah masing-masing, struktur organisasi perjuangan gerilya Kalsel
menuju Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI, serta benda-benda bersejarah lain
seperti mesin tik kuno, kamera, cermin, dan sebagainya.
Tak
ketinggalan sebuah sepeda kuno yang katanya sewaktu zaman penjajahan dulu,
digunakan untuk mengirimkan surat dengan memasukkan lembaran surat tersebut ke
dalam badan sepeda agar tidak ketahuan kolonial Belanda.
Semoga
peninggalan bersejarah yang akan selalu mengingatkan kita akan perjuangan
rakyat Banjar di masa dahulu dan menambah semangat kita untuk tetap
mempertahankan budaya, adat dan kekayaan daerah.
PENUTUP
Dari penulisan laporan ini, dapat di simpulkan bahwa museum wasaka
( waja sampai kaputing ) museum yang di resmikan oleh Ir. H. Muhammad Said,
gubernur Kalimantan Selatan periode 1984 – 1995 pada tanggal 10 November 1991.
Sebuah museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan. Wasaka singkatan dari Waja
Sampai Kaputing yang merupakan motto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.
Berkunjung ke Museum Wasaka selain memperoleh pengetahuan seputar
sejarah perjuangan lokal, kita juga bisa bersantai. Meskipun tempatnya kecil,
tapi pemandangan di sekitarnya cukup indah.
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai museum wasaka ( waja
sampai kaputing) yang menjadi bahasan dalam laporan ini. Masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam laporan ini karna terbatasnya pengetahuan yang
sehubungan dengan judul laporan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar